Judul
buku :
Ranah 3 Warna
Sampul
buku :
Identitas
buku :
- Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
- Pengarang
: a. Fuadi
- Jumlah
halaman : 473 halaman
PEMBUKA
RESENSI
Biografi
penulis :
Ahmad Fuadi lahir di Bayur, kampung kecil
di pinggir danau Maninjau tahun 1972, tidak jauh dari kampung Buya Hamka. Fuadi
merantau ke Jawa, memenuhi permintaan ibunya untuk masuk sekolah agama. Gontorlah
yang mengajarkannya “mantra” sederhana yang sangat kuat, man jadda wa jadda, siapa yang bersungguh sungguh akan berhasil dan
man shabara zhafira siapa yang
bersabar akan beruntung. Lulus kuliah hubungan internasional, UNPAD, dia
menjadi wartawan majalah Tempo. Tahun 1999, dia mendapat beasiswa Fullbright
untuk kuliah S-2 di School Of Median And Public Affairs, George Washington
University, USA. Merantau ke Washington
DC bersama isterinya Yayi,
istrinya yang juga wartawan tempo adalah mimpi masa kecilnya yang menjadi
kenyataan. Sambil kuliah, mereka menjadi koresponden Tempo dan wartawan Voice
of America (VOA). Tahun 2004, jendela dunia lain terbuka lagi ketika dia
mendapatkan beasiswa chevening award untuk belajar di Royal Holloway, university of London untuk bidang film documenter. Seorang
scholarship hunter, Fuadi selalu bersemangat melanjutkan sekolah dan mencari
beasiswa. Sampai sekarang, Fuadi telah mendapatkan 8 beasiswa untuk belajar di
luar negeri. Dia telah mendapat kesempatan tinggal dan belajar di Kanada,
Singapura, Amerika Serikat Dan Inggris. Penyuka fotografi ini pernah menjadi
direktur komunikasi the nature conservancy, sebuah NGO konservasi
internasional. Kini fuadi sibuk menulis, jadi pembicaara dan motivator, mulai
menggarap film layar lebar negri 5 menara, serta membangun yayasan sosial untuk
membantu pendidikan orang yang tidak mampu. Komunitas menara.
Isi novel :
Alif
fikri adalah seorang anak kampung biasa yang baru saja lulus dari pondok
madani. Namun ia memiliki cita-cita untuk dapat melanjutkan kuliah di ITB lalu
merantau ke Amerika. Namun yang namanya impian pasti butuh perjuangan untuk
dapat meraihnya. Banyak rintangan yang menghadang alif, dari mulai ujian
persamaan untuk mendapatkan ijazah SMA, hidup pas-pasan di perantauan hingga
kepergian ayahnya. Namun mantra man jadda
wa jadda dan man shabara zhafira
lah yang membantunya untuk bangkit dan menghadapi nestapa kehidupan.
Tentunya Alif tidak
melupakan impiannya untuk dapat bersekolah di ITB. Namun karena nilainya yang
kurang mencukupi ia harus masuk ke UNPAD. Di sana ia bertemu berbagai macam
orang yang membuat Alif dapat meraih impiannya pergi ke Amerika.
Alif telah membuktikan
bahwa anak kampung yang hanya lulusan pondok madani bisa pergi ke benua Amerika.
Bukan hanya ke negeri paman sam, ia juga pergi ke Yordania tanah para nabi,
asal punya kemauan yang kuat, mau berusaha serta terus bersandar kepada Allah
SWT.
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BUKU
Buku ini mengandung nilai moral yang
bermamfaat bagi para pelajar dan alur cerita yang tidak membosankan. Namun
Ada beberapa dialog yang menggunakan
bahasa daerah sehingga akan menimbulkan kesulitan bagi pembaca yang tidak
mengerti.
Untuk siapa resensi dirilis : Resensi ini ditulis untuk para pembaca
Resensator : buku ini memang patut dibaca, bukan hanya sebagai bacaan
ringan semata. Namun juga bacaan yang dapat diambil nilai moralnya dan
ditanamkan dalam kehidupan sehari hari.
Tidak ada komentar